Sejarah
Sumatera Selatan dengan ibukotanya Palembang mejadi daerah yang tidak lepas juga dengan penjajahan yang ada. provinsi ini di bentuk dengan adanya persetujuan dari presiden sejak tanggal 12 september 1950. penjajahan yang di lakukan ini hampir semua daerah mengalaminya. Tidak heran dengan adanya kondisi ini malah memberikan dampak yang kurang baik untuk kesejahteraan penduduk di sini. Palembang sejak lama memang telah menjadi daerah yang menjadi pusat perdagangan.
Dengan adanya perdagangan yang ada ini membuat banyak dari bangsa dan negara lain seperti Arab, Cina dan India yang melakukan perdagangan di sini. dengan adanya hubungan dagang ini kemudian di bentuklah satu kerajaan yang besar dengan perkembangan yang sangat pesat. Sriwijaya adalah kerahaan yang telah di dirikan sejak lama mulai 17 juni 683 masehi. Dengan adanya perkembangan yang terjadi pada kerajaan ini, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat kuat dan belum adanya negara Indonesia.
Dengan kondisi ini tentulah banyak tempat atau saat ini menjadi negara besar menjadi jajahan dari kerajaan Sriwijaya. Tidak hanya itu dengan adanya kerajaan ini kemudian kerajaan Sriwijaya di kenal sebagai kerajaan dengan aliran agam Budha dan menjadi karajaan maritim yang terbesar dan terkuat di Nusantara. Namun, dengan datangnya belanda pada tahun 1825 membuat kerajaan yang ada di sini hancur dan hilang secara perlahan. Dengan penjajahan yang di lakukan ini membuat banyak pahlawan dan rakyat di Palembang kemudian melakukan perlawanan. Perlawanan ini kemudian secara bersamaan bersama presiden Soekarno mempertahankan Sumatera Selatan dengan pertempuran yang di lakukan. dengan berlangsungnya peperangan ini, akhirnya belanda dapat di kalahkan dan Sumatera Selatan akhirnya terbebas dari penjajhan belanda.
Dengan adanya kemerdekaan ini, tentunya di tahun 1950 NKRI terbentuk dan mejadikan Sumatera Selatan menjadi provinsi yang bergabung di NKRI bersamaan dengan provinsi lainnya. Dengan adanya peristiwa dari perjuangan yang di lakukan ini tentunya sangat penting dengan mengetahui tentang dan sejarah provinsi sumatera selatan untuk makin mengenal tempat tinggal kita bersama.
Seni & Budaya
Kesenian Sumatera Selatan
Seni dan Budaya Sumatera Selatan sebagai tempat bertemunya berbagai kebudayaan pada masa lampau menyebabkan terjadinya percampuran antar budaya khususnya budaya Sumatera dan Jawa. Berikut kesenian yang terdapat di Sumatera Selatan:
- Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
- Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang digunakan sebagai tarian penyambutan tamu-tamu besar, dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan.
- Lagu Daerah seperti Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut, dan Ribang Kemambang Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan, dan Tahun Baru Masehi.
Budaya Sumatera Selatan
Penduduk asli umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar . Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab. Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Di dalam catatan sejarahnya, Palembang pernah menerapkan undang-undang tertulis berlandaskan Syariat Islam, yang bersumber dari kitab Simbur Cahaya. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.